Ads

Breaking News

CITRA BURUK CINA DI INDONESIA

Era sekarang Cina mulai mendominasi investasi di Indonesia. Hal ini pertanda baik baik bagi pemerintahan Indonesia. Tapi kita juga harus berhati-hati dengan dampak kedepanya. Di sisi lain investasi Cina di Indonesia yang meningkat ini juga diiringi dengan meningkatnya citra negatif keberadaan mereka di mata masarakat Indonesia. Sehingga menimbulkankan kekhawatiran akan lapangan pekerjaan yang diserobot tenaga kerja asing dan keberadaan nasionalisme bangsa di masa depan. Apa saja yang membuat citra Cina yang memburuk ini di Indonesia?

Bendera Cina dan Israel | Foto: eramuslim.com

Pagi ini Selasa, 29 November 2016 media televisi TVONE mengulas tentang pelanggaran warga asing Cina di Indonesia. Pelanggaran yang disorot ada dua, yaitu:
  1. Pelanggaran keimigrasian.
  2. Pelanggaran undang-undang ketenaga-kerjaan hal aturan pekerja asing tentang skill dan level pekerjaan.
Pekerja imigran gelap Cina

Ternyata ini fakta? Saya kira ini hoax saja isu politik yang dipakai oleh  sebagian orang untuk mengkritik masa pemerintahan Presiden Jokowi. Hingga pemerintahan Presiden Jokowi di tuduh pro komunis yang merupakan faham bangsa Cina.

Fakta ini sangat merugikan banyak pihak di dalam negeri:
  1. Kebencian dan ketidak percayaan terhadap etnis Cina di Indonesia.
  2. Image etnis Cina Indonesia (lokal) Buruk.
  3. Pengaruh Jelek atas suara pemilihan Ahok di PILKADA DKI 2016.
  4. Image buruk pemerintah Presiden Jokowi dan partai pendukungnya-PDIP.
  5. Hilangnya lapangan pekerjaan tingkat buruh dalam negeri.
  6. Kecemburuan sosial hal gaji terhadap pekerja asing.
  7. Potensial konflik antar etnis di Indonesia dimasa akan datang.
  8. Keamanan dan ketahanan Nasional-Indonesia di masa akan datang.
Imigran gelap Cina ke Indonesia
Foto-foto kasus penangkapan pekerja asal Cina oleh Departemen Imigrasi | Google.co.id

Meningkatkatnya kebencian dan ketidak percayaan terhadap etnis Cina di Indonesia

Fakta-fakta ini bisa mempeburuk sentimen atar etnis yang beresiko di masa depan terhadap etnis Cina di Indonesia. Sudah jadi rahasia umum bahwa ada kekhawatiran pribumi Indonesia akan dominasi etnis Cina terhadap ekonomi Indonesia. Hal ini otomatis akan memicu kesenjangan sosial kemudian berefek kecemburuan sosial terhadap etnis Cina.

Buruknya Pandangan Terhadap Etnis Cina

Akhir-akhir ini etnis Cina mengalami peningkatan sorotan di media, mulai dari ditangkapnya Direktur Agung Podomoro Group beretnis Cina oleh KPK, kasus Ahok yang disangkutkan dengan etnisnya, hubungan erat Cina dengan faham komunisme (PKI), dan masih banyak lagi.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa masarakat sangat mudah mengkambing-hitamkan unsur SARA dari perilaku-perilaku buruk orang lain. Seperti mencap teroris terhadap Islam dan kekerasan atas perilaku salah/kejahatan segelintir orang yang kebetulan beragama Islam yang mana agama adalah salah satu unsur Suku-Agama-Ras (SARA) yang mudah sekali diangkat jadi isu pemecah belah horizontal.

Begitu juga dengan meningkatnya kasus-kasus buruk pekerja imigran gelap Cina ini. Hal ini ditakutkan akan meningkatkan kebencian dan ketidak percayaan dalam negeri bahwa bangsa/orang Cina ini tipikal bangsa yang tidak patuh, suka melanggar hukum, tidak menghargai hukum, menghalalkan segala cara dalam berbisnis dan berinvestasi. Baru saja diajak kerjasama sudah melanggar dan tidak menghargai hukum dan masarakat Indonesia? Apalagi Jika nanti mereka sudah banyak di negeri ini, dan telah menguasai perekonomian Indonesia? Tidak terelakkan lagi jika ada ketakutan kita bahwa Indonesia berubah jadi lebih buruk di masa akan datang.

Pengaruh Jelek Terhadap Elektabilitas Ahok di PILKADA Jakarta 2016

Kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok sangat bepengaruh terhadap elektabilitasnya. Terbukti dari hasil survey terakhir elektabilitas Ahok jatuh ke level paling buruk dari kedua kandidat lainya di PILKADA Jakarta 2016 ini. Hal ini di sinyalir juga disebabkan akibat dari buruknya pemberitaan kasus-kasus buruk bangsa Cina yang sedang berinvestasi di Indonesia saat ini. Terutama kasus pekerja buruh imigran akhir-akhir ini. Ditambah pendapat-pendapat masarakat yang selalu mengkaitkan kasus/perbuatan buruk seseorang terhadap unsur SARA yang melekat terhadap individu atau kelompok orang-orang yang berbuat kesalahan tersebut. Sehingga walaupun Ahok belum dibuktikan salah dalam persidangan, kasus Ahok ini bagi sebagian besar masarakat juga langsung dikaitkan dengan etnis/suku dan agama yang beliau anut. Hingga sebagian umat agama dan etnis tertentu berupaya membela atas dasar kesukuan dan keagamaan mereka juga, walaupun pemerintah dan media berupaya menjelaskan kasus Ahok tidak dilakukan Ahok atas sentimen agama atas kesukuanya.

Solusi:
Pemerintah Indonesia; Hal ini harus menjadi perhatian serius dan harus disikapi dengan tegas oleh Pemerintahan Indonesia (Jokowi) saat ini. Karena isu ini bisa diangkat oleh kelompok-kelompok tertentu untuk menjatuhkan kewibawaan pemerintah dan juga dipakai untuk mengadu-domba konflik horizontal di Indonesia sehingga mengganggu stabilitas keamanan dana perekonomian Indonesia.

Bangsa Cina dan Etnis Cina; Buat Pemerintahan Cina, Pebisnis Cina yang berinvestasi, dan keturunan Cina (Tionghoa) yang ada di Indonesia diharapkan bisa merubah etika berbisinis mereka untuk tidak menghalalkan segara cara dan memperbaiki citra di mata masarakat Indonesia, biar bagaimanapun etnis Cina atau Tionghoa tetaplah bukan suku asli bangsa Indonesia, sampai kapanpun akan dianggap pendatang sepanjang sejarah bangsa Indonesia. Dimana-mana pendatang pasti akan dituntut menghargai orang asli setempat. Jangan sampai sikap tidak beretika dan tidak menghargai hukum teritori Indonesia merusak citra etnis Cina yang sudah lama menetap dan berjuang menunjukkan penghargaan dan telah berasimiliasi terhadap orang-orang disekitarnya. Saya harap kedepanya tidak ada lagi penyelundupan tenaga kerja imigran gelap ini di Indonesia!

No comments